Minggu, 15 Juli 2012

hikmah senantiasa ada

HIKMAH SENANTIASA ADA
Apabila kau melihat segalanya dari-Nya, Yang maha pencipta.
Yang menimpakan ujian , yang menjadikan sakit, yang membuat keinginan terhalang serta menyusahkan hidup…
Apakah Allah menakdirkan sagalanya sia-sia? Bukannya Allah tak tau deritanya hidupmu, Retaknya hatimu…
Itulah yang dia inginkan, karena dia tahu…hati beginilah yang selalu lunak dan mudah untuk dekat,…
Akrab dengan-Nya…
Bukankah sering hati terasa amat keras dan sukar mengalirkan air mata?? Bersyukurlah…
Bukan jalanmu tertutup.
Cuma jalanmu dipayahkan oleh-Nya…
mungkin dengan cara itu kamu lebih dekat dengan-Nya. Atau, …
yakinlah bahwa Allah senantiasa mengkehendaki kebaikan bagi hamba - hamba-Nya.
Tabah lah wahai hati,…
Rasakanlah kebahagiaan lain terasa begitu indah…
Melebihi kebahagiaan ketika hatipun merasa begitu ! Yaitu kebahagiaan kesempatan bersimpuh dan memohon lebih besar,…
Dalam hidup, terkadang lebih banyak mendapat apa yang di inginkan, akhirnya tahu apa yang di inginkan terkadang tidak membuat hidup menjadi lebih bahagia.
Hanya Allah yang maha mengerti…

Motivation for my life,

obesitas

OBESITAS

Obesitas kini menjadi epidemi, bahkan sejak umur balita. Dan itu menjadi masalah, karena berat badan berlebih berarti menyimpan bom waktu untuk meledaknya sejumlah penyakit di kemudian hari.
Sebenarnya, Hipocrates (460-359 SM) yang lebih dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan, sejak jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk lebih cepat meninggal. Selain tidak enak dipandang, obesitas juga menyimpan banyak sisi negatif. Tubuh jadi cepat lelah, pernapasan terganggu, bahkan henti napas waktu tidur.
Dan yang lebih seram lagi, kelewat gemuk bikin tubuh rawan dihinggapi penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, serta radang sendi. Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik, namun juga dengan masalah kejiwaan, terutama kecemasan. Masalah psikososial juga dialami oleh anak-anak yang obese.
Penyebab Obesitas Secara sederhana, obesitas berarti keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di jaringan adiposa. Keadaan ini timbul akibat pengaturan makan yang tidak baik, gaya hidup kurang gerak, dan faktor keturunan (genetik). Kelebihan energi makanan yang kita konsumsi secara kumulatif akan ditimbun sebagai cadangan energi berupa lemak tubuh.
Ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan tubuh membuat berat badan bertambah. Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti dari adanya risiko obesitas sekitar 2 -3 kali lebih tinggi pada individu dengan riwayat keluarga obesitas Obesitas atau kegemukan bukan saja melanda orang dewasa. Statistik menunjukkan bahwa di banyak negeri, obesitas juga melanda anak-anak sampai taraf yang memprihatinkan.
Kurangnya pengetahuan orang-tua atau pandangan yang mengatakan anak bertubuh gemuk atau gendut adalah anak yang sehat dan menggemaskan dapat memperparah kondisi ini.
 Mengapa obesitas atau kelebihan berat badan berbahaya? Lalu bagaimana mengatasinya? Penyebab Obesitas Beberapa penyebab obesitas pada anak adalah:
 • Faktor genetik Merupakan faktor keturunan dari orang-tua yang sulit dihindari. Bila ayah atau ibu memiliki kelebihan berat badan, hal ini dapat diturunkan pada anak.
 • Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebab. Anak-anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan cepat saji. Padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan obesitas. Orang-tua yang sibuk sering menggunakan makanan cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak mereka, walaupun kandungan gizinya buruk untuk anak. Makanan cepat saji meski rasanya nikmat namun tidak memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan.
 • Minuman ringan Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari minuman ini.
 • Kurangnya aktivitas fisik Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer, Internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak.
Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.

kekurangan energi protein (KEP)

KEP ( Kekurangan Energi Protein )

 Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG. Menurut Supariasa ( 2000)
Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu.
 Defisiensi kalori dan asupan gizi lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai biologis baik. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.
Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (Almatsier, 2003).
Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein. (Sediaoetomo, 1999), masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi, malabsorbsi dan lain-lain.
Penyebab tak langsung dari KEP sangat banyak, sehingga disebut juga sebagai penyakit dengan kausa multifaktorial (Sediaoetomo, 1999). Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik (Nelson, 1999), faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan lain-lain.
Kurang energi protein dijumpai dalam tiga bentuk yaitu marasmus, kwashiorkor dan bentuk campuran marasmic-kwashiorkor.
Bentuk marasmus terjadi karena kekurangan energi terutama kekurangan energi / kalori, sedangkan kwashiorkor terutama oleh karena kekurangan zat protein Manifestasi Klinik. Bukti klinik malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis, atau iritabilitas. Bila terus maju, mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler, bertambah kerentanan terhadap infeksi, dan udem atau pembengkakan.
Gejala klinik dari tiga bentuk kekurangan energi protein menurut standar pelayanan medik RSUP Dr. Sardjito (2000) adalah gejala klinik yang selalu ada, gejala klinis yang biasanya ada dan gejala klinis yang kadang-kadang ada. Kwashiorkor.
1. Gejala klinis yang selalu ada
 • Edema (gejala cardinal, tanpa edema tidak dapat ditegakkan diagnosis kwashiorkor) karena hipoalbuminemia
• Pertumbuhan terlambat
 • Cengeng, apatis
 • Berkurangnya jaringan lemak sub kutan
2. Gejala klinis yang biasanya ada
• Perubahan rambut (tipis, lurus, jarang, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kemerahan karena gangguan melanogenesis), kalau terjadi akut kelainan rambut idak ada
 • Pigmentasi kulit (pellagroid dermatosis)
 • Moon-face
 • Anemia. (30 gejala klinis yang kadang-kadang ada.
Flaky-paint rash, hepatomegali (karena infiltrasi lemak), gejala defisiensi vitamin yang menyertai, gejala/tanda penyakit infeksi yang menyertai Marasmus.
1. Gejala klinis yang selalu ada
 • Pertumbuhan yang sangat lambat
 • Lemak subkutan yang hampir tidak ada (sel lemak masih ada) sehingga kulit anak keriput, wajah seperti orang tua, perut tampak buncit
 • Jaringan otot mengecil
 • Tidak ada edema, BB Tanda-tanda lain yang menyertai adalah muka bulat, rambut tipis, kulit pecah, mengelupas dan terlihat sengsara.
Secara langsung gizi buruk disebabkan terus rendahnya konsumsi energi protein, juga mikronurien dan makanan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama.
 Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani, amat berisko tinggi dan berakhir dengan kematian, sehingga akan menyebabkan meningkatnya

masalah gizi di indonesia

A. MASALAH GIZI DI INDONESIA

Sekitar 37,3 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, separo dari total rumah tangga mengonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, dan lebih dari 100 juta penduduk berisiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. Itulah sebagian gambaran tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh untuk diatasi.
Apalagi Indonesia sudah terikat dengan kesepakatan global untuk mencapai Millennium Development Goals (MDG's) dengan mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal separo dari keadaan pada tahun 2000.
Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara-bangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor yang sangat esensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi. Permintaan pangan yang tumbuh lebih cepat dari produksinya akan terus berlanjut. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan produksi pangan domestik yang makin lebar.
 Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi, yaitu 1,49 persen per tahun, dengan jumlah besar dan penyebaran yang tidak merata. Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah meningkatnya kompetisi pemanfaatan sumber daya lahan dan air disertai dengan penurunan kualitas sumber daya tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat pertumbuhannya.
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.
Pada bayi dan anak balita, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Kekurangan gizi pada bayi dan balita, dengan demikian, akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pangan dengan jumlah dan mutu yang memadai harus selalu tersedia dan dapat diakses oleh semua orang pada setiap saat. Bahasan tersebut menggambarkan betapa eratnya kaitan antara gizi masyarakat dan pembangunan pertanian.
 Keterkaitan tersebut secara lebih jelas dirumuskan dalam pengertian ketahanan pangan (food security) yaitu tersedianya pangan dalam jumlah dan mutu yang memadai dan dapat dijangkau oleh semua orang untuk hidup sehat, aktif, dan produktif. Masalah gizi adalah gangguan kesehatan seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan.
 Masalah gizi yang dalam bahasa Inggris disebut malnutrition, dibagi dalam dua kelompok yaitu masalah gizi-kurang (under nutrition) dan masalah gizi-lebih (over nutrition), baik berupa masalah gizi-makro ataupun gizi-mikro. Gangguan kesehatan akibat masalah gizi-makro dapat berbentuk status gizi buruk, gizi kurang, atau gizi lebih. Sedang gangguan kesehatan akibat masalah gizi mikro hanya dikenal sebutan dalam bentuk gizi kurang zat gizi mikro tertentu, seperti kurang zat besi, kurang zat yodium, dan kurang vitamin A. Masalah gizi makro, terutama Masalah kurang energi dan protein (KEP), telah mendominasi perhatian para pakar Masalah gizi selama puluhan tahun.
 Pada tahun 1980-an data dari lapangan di banyak negara menunjukkan bahwa Masalah gizi utama bukan kurang protein, tetapi lebih banyak karena kurang energi atau kombinasi kurang energi dan protein. Bayi sampai anak berusia lima tahun, yang lazim disebut balita, dalam ilmu gizi dikelompokkan sebagai golongan penduduk yang rawan terhadap kekurangan gizi termasuk KEP. Berdasarkan data Susenas, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita telah berhasil diturunkan dari 35,57 persen tahun 1992 menjadi 24,66 persen pada tahun 2000. Namun, terdapat kecenderung peningkatan kembali prevalensi pada tahun-tahun berikutnya.
 Selain itu, jika melihat pertumbuhan jumlah penduduk dan proporsi balita pada dari tahun ke tahun, sebenarnya jumiah balita penderita gizi buruk dan kurang cenderung meningkat. Kronisnya Masalah gizi buruk dan kurang pada balita di Indonesia ditunjukkan pula dengan tingginya prevalensi anak balita yang pendek (stunting <-2 SD). Masih sekitar 30-40 persen anak balita di Indonesia diklasifikasikan pendek. Tingginya prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita, berdampak juga pada gangguan pertumbuhan pada anak usia baru masuk sekolah. Pada tahun 1994 prevalensi gizi kurang menurut tinggi badan anak usia 6-9 tahun adalah 39,8 persen dan hanya berkurang sebanyak 3,7 persen, yaitu menjadi 36,1 persen pada tahun 1999.
Masalah gizi lainnya yang cukup penting adalah Masalah gizi mikro, terutama untuk kurang vitamin A, kurang yodium, dan kurang zat besi. Meskipun berdasarkan hasil survei nasional tahun 1992 Indonesia dinyatakan telah bebas dari xerophthalmia, masih 50 persen dari balita mempunyai serum retinol <20 mcg/100 ml, yang berarti memiliki risiko tinggi untuk munculnya kembali kasus xeropthalmia. Sementara prevalensi gangguan akibat kurang yodium (GAKY) pada anak usia sekolah di Indonesia adalah 30 persen pada tahun 1980 dan menurun menjadi 9,8 persen pada tahun 1998. Walaupun terjadi penurunan yang cukup berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensi masih di atas 5 persen dan bervariasi antar wilayah, dimana masih dijumpai kecamatan dengan prevalensi GAKY di atas 30 persen. Diperkirakan sekitar 18,16 juta penduduk hidup di wilayah endemik sedang dan berat; dan 39,24 juta penduduk hidup di wilayah endemis ringan.
Masalah berikutnya adalah anemia gizi akibat kurang zat besi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil adalah 50,9 persen pada tahun 1995 dan turun menjadi 40 persen pada tahun 2001, sedangkan pada wanita usia subur 15-44 tahun masing-masing sebesar 39,5 persen pada tahun 1995 dan 27,9 persen pada 2001. Prevalensi anemia gizi berdasarkan SKRT 2001 menunjukkan bahwa 61,3 persen bayi < 6 bulan, 64,8 persen bayi 6-11 bulan, dan 58 persen anak 12-23 bulan menderita anemia gizi.

 B. PENYEBAB UTAMA MASALAH GIZI
Terdapat dua faktor yang terkait langsung dengan masalah gizi khususnya gizi buruk atau kurang, yaitu intake zat gizi yang bersumber dari makanan dan infeksi penyakit (lihat Gambar 3).
Kedua faktor yang saling mempengaruhi tersebut terkait dengan berbagai fakto penyebab tidak langsung yaitu ketahanan dan keamanan pangan, perilaku gizi, kesehatan badan dan sanitasi lingkungan. Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama upaya peningkatan status gizi masyarakat yang paling erat kaitannya dengan pembangunan pertanian.
 Situasi produksi pangan dalam negeri serta ekspor dan impor pangan akan menentukan ketersediaan pangan yang selanjutnya akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan di tingkat wilayah. Sementara ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, akan ditentukan pula oleh daya daya beli masyarakat terhadap pangan Seperti yang tersaji dalam Gambar 5, ketahanan pangan sebagai isu penting dalam pembangunan pertanian menuntut kemampuan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan pangan yang diperlukan secara sustainable (ketersediaan pangan) dan juga menuntut kondisi yang memudahkan masyarakat memperolehnya dengan harga yang terjangkau khususnya bagi masyarakat lapisan bawah (sesuai daya beli masyarakat). Menyeimbangkan antara ketersediaan pangan dan sesuai dengan daya beli masyarakat dengan meminimalkan ketergantungan akan impor menjadi hal yang cukup sulit dilaksanakan saat ini.
Pada kenyataannya, beberapa produk pangan penting seperti beras dan gula, produksi dalam negeri dirasa masih kalah dengan produk impor karena tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat kita. Kebijakan yang ada pun tidak memberi kondisi yang kondusif bagi petani sebagai produsen, untuk dapat meningkatkan produktivitasnya maupun mengembangkan diversifikasi pertanian guna mengembangkan keragaman pangan.

C. FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK
1. Penyebab tak langsung Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.
2. Penyebab langsung Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan.
Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor.

D. BAGAIMANA GEJALA DAN TANDA GIZI BURUK
Ada 3 macam tipe Gizi buruk, yaitu :
1. Tipe Kwashiorkor, dengan tanda-tanda dan gejala adalah sebagai berikut:
 • Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
 • Perubahan Status mental
 • Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
 • Wajah membulat dan sembab
 • Pandangan mata sayu
• Pembesaran hati
 • Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
 2. Tipe Marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
 • Tampak sangat kurus
 • Wajah seperti orang tua
 • Cengeng, rewel
 • Kulit keriput
• Perut cekung
3. Tipe, Marasmik-Kwashiorkor Merupakan gabungan beberapa gejala klinik Kwashiorkor – Marasmus Penyakit Penyerta / Penyulit pada Anak Gizi Buruk Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat rentan terhadap penyakit. Seperti lingkaran setan, penyakit-penyakit tersebut justru menambah rendahnya status gizi anak.
Penyakit-penyakit tersebut adalah:
 • ISPA
 • Diare persisten
 • Cacingan
• Tuberkulosis
• Malaria
 • HIV / AIDS
Bagaimana penanganan anak dengan kasus Gizi buruk? Pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap Makan aneka ragam makanan, beri ASI, makanan mengandung minyak, santan dan lemak, berikan buah-buahan.

Bagaimana cara mengatasi masalah Gizi ?
 • Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan rumah menjadi taman gizi
 • Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS).
PHBS Bidang Gizi yang harus diperhatikan adalah:
 • Makan dengan gizi seimbang
 • Minum tablet besi selama hamil
 • Memberi bayi ASI eksklusif
• Mengkonsumsi garam beryodium
 • Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.

kebutuhan gizi pada ibu hamil

Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium.
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari.
Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Nasution, 1988). Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal.
 Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III.
 Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil. Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
 Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15 tahun). Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari.
 Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20 – 45 tahun). Gizi Kurang pada Ibu Hamil Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
 1. Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
 2. Terhadap Perslinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
 3. Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemai gizi. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.
 Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Anemia pada Ibu Hamil Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Di Indonesia Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan Zat Besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.
Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.
 Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Resiko BBLR pada Ibu Hamil Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR.
 Hasil penelitian Edwi Saraswati, dkk. di Jawa Barat (1998) menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belum merupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 cm. Sebagaimana disebutkan di atas, berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum hamil maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (normal). Hasil penelitian Jumirah, dkk. (1999) menunujukkan bahwa ada hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir, dimana semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat badan bayi yang dilahirkan. Sedangkan penelitian Edwi Saraswati, dkk. (1998) menemukan bahwa anemia pada batas 11 gr/dl bukan merupakan resiko untuk melahirkan BBLR. Hal ini mungkin karena belum berpengaruh terhadap fungsi hormon maupun fisiologis ibu. Selanjutnya pada analisa bivariat anemia batas 9 gr/dl atau anemia berat ditemukan secara statistik tidak nyata melahirkan BBLR.
Namun untuk melahirkan bayi mati mempunyai resiko 3,081 kali. Dari hasil analisa multivariat dengan memperhatikan masalah riwayat kehamilan sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia berat mempunyai resiko untuk melahirkan BBLR 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita anemia berat. Penutup Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan BBLR.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia. Untuk memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yang baiik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil. Berikut akan saya ketengahkan tentang masalah gizi ibu hamil dan menyusui. Boleh di baca tapi kalau ada yang keliru jangan di ikuti.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN HIDANGAN BERGIZI ? Hidangan yang mengandung :
 a. Zat tenaga
b. Zat pembangun
c. Zat pengatur dalam susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi.

MENGAPA HIDANGAN BERGIZI DIPERLUKAN BAGI IBU HAMIL DAN MENYUSUI ?
 a. Menjaga kesehatan ibu hamil dan menyusui
 b. Untuk kesehatan janin yang dikandung
c. Meningkatkan produksi

ASI APA YANG TERJADI BILA KEKURANGAN GIZI ?
 a. Pengaruh bagi ibu hamil
 • Ibu lemah dan kurang nafsu makan
• Perdarahan dalam masa kehamilan
 • Kemungkinan infeksi tinggi
• Anemia(kurang darah-Hb<11 mg%)
b. Pengaruhnya pada waktu persalinan
• Persalinan sulit dan lama
• Persalinan sebelum waktunya
 • Perdarahan setelah persalinan
 • Persalinan dan operasi cenderung meningkat
 c. Pengaruhnya pada janin
• Keguguran
• Bayi lahir mati
• Cacat bawaan
• Anemia pada bayi
 • Berat badan lahir rendah
• Produksi/volume ASI berkurang
 • Anemia(kurang darah)
 • Kemungkinan infeksi tinggi
 • Ibu lemah dan kurang nafsu makan

 MAKANAN IBU HAMIL
 Kehamilan Triwulan I Pada kehamilan triwulan I biasanya nafsu makan ibu berkurang, dan sering timbul rasa mual dan ingin muntah.Namun makanan ibu hamil harus tetap diberikan seperti biasa.
Berikan makanan dengan porsi kecil tetapi sering dan yang segar-segar, misalnya susu,telur,buah-buahan seperti : sari buah-buahan,jeruk,asinan,sup,dll atau makanan ringan lainnya seperti : biskuit,crackers,dsb sesuai dengan selera ibu dan masing-masing.
Kehamilan Triwulan II Pada kehamilan triwulan II nafsu makan ibu biasanya sudah meningkat. Kebutuhan akan zat seperti: nasi,roti,singkong,mie,dll lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat tidak hamil, demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur, seperti: lauk-pauk,sayuran,dan buah-buahan berwarna. Untuk memenuhi tambahan kebutuhan zat tenaga,zat pembangun dan zat pengatur, diperlukan tambahan konsumsi makanan sehari-hari, berupa: Kehamilan Triwulan III Pada saat ini janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan ynag sangat pesat.Umumnya nafsu makan ibu sangat baik, dan ibu sering merasa lapar. Jangan makan berlebihan sehingga berat badan naik terlalu banyak.
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti makanan yang manis-manis dan gorengan dikurangi.Bahan makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak dibanding pada kehamilan triwulan kedua, karena selain itu pertumbuhan janin yang sangat pesat juga diperlukan ibu untuk persiapan persalinan. Pada masa ini lambung menjadi terdesak, dan ibu merasa kepenuhan.
Karena itu diberikan makanna dalam porsi kecil,asal saja sering, agar zat gizi yang diperlukan ibu dapat terpenuhi.

BERAPA SEBAIKNYA IBU HAMIL MAKAN DALAM SEHARI ?
Bahan makanan Wanita Dewasa tidak hamil Ibu hamil Triwulan I Triwulan II Triwulan III Nasi Ikan Tempe Sayuran Buah Gula Susu Air 3 ½ piring 1½ potong 3 potong 1½mangkok 2 potong 5 sdm 4 gelas 3½ piring 1½potong 3 potong 1½ mngk 2 potong 5 sdm 1 gelas 6 gelas 4piring 2potong 4potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 6 gelas 3piring 3potong 5potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1gelas 6 gelas *)sdm=sendok makan

MAKANAN IBU MENYUSUI
 Pada waktu menyusui ibu harus makan makanan yang cukup agar mampu menghasilkan ASI yang cukup bagi bayinya, memulihkan kesehatan setelah melahirkan dan memenuhi kebutuhan gizi yang meningkatkan karena kegiatan sehari-hari yang bertambah.
Ibu menyusui memerlukan zat gizi lebih banyak daripada saat hamil.Banyak makanan ibu menyusui disesuaikan dengan umur bayi dan kebutuhan gizi ibu.

 BERAPA SEBAIKNYA IBU MENYUSUI MAKAN DALAM SEHARI
Bahan makanan Ibu menyusui bayi/anak Bayi umur 0-6 bl Bayi umur 7-12 bl Bayi umur 13-24 bl Nasi Ikan Tempe Sayuran Buah Gula Susu Air 5 piring 21/2potong 5potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 8 gelas 41/2piring 2 potong 4potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 8 gelas 4 piring 2potong 4potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 8 gelas Gunakan minyak atau santan pada waktu memasak

MENU SEHARI-HARI
 • Susunan menu sehari-hari Hidangan yang terdiri dari beras atau padanannya, ikan atau padanannya, tempe atau padanannya, sayuran dan buah sudah menyehatkan bila jumlah yang dikonsumsi cukup. Untuk ibu hamil dan ibu menyusui perlu ditambah susu untuk menyempurnakan, yakni memenuhi kebutuhan zat gizi yang mungkin masih kurang lengkap dalam susunan makanan.
• Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi dan zat kapur meningkat. Zat besi dalam makanan berfungsi mencegah terjadinya kurang darah pada ibu hamil. Zat kapur berfungsi mencegah terjadinya kerontokan gigi, tulang pinggul rapuh pada ibu hamil. Tulang pinggul yang rapuh dapat mengakibatkan kesulitan pada saat melahirkan. Kebutuhan zat besi umumnya tidak dapat terpenuhi hanya dari makanan saja.
 Karena itu disamping makanan yang cukup kandungan zat besinya, ibu perlu diberikan satu butir tablet tambah darah setiap harinya. Makanlah tablet tambah darah segera setelah makan. Kebutuhan zat kapur dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari yang mengandung cukup zat kapur.
• Gunakan pedoman bahan makanan yang benar sebagai pedoman menyusun menu.

PESAN-PESAN PENTING IBU HAMIL
 1. Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak daripada saat tidak hamil.
2. Untuk mencegah kurang drah selama hamil,ibu harus banyak makan makanan sumber zat besi, seperti sayuran hijau tua, tempe, tahu, kacang ijo, kacang merah, dan kacang-kacangan lain, telur, ikan dan daging. 3. Untuk mencegah gigi rontok dan tulang pinggul rapuh ibu harus banyak makan makanan sumber zat kapur,seperti kacang-kacangan,telur,ikan teri (ikan kecil) yang dimakan bersama tulangnya,sayuran,daun hijau seperti: bayam,daun singkong dan susu.
 4. Kenalilah gejala kurang darah (anemia) selama kehamilan yaitu: pucat, pusing, lemah, dan penglihatan berkunang-kunang.
5. Selama hamil makanlah makanan beranekaragam setiap hari dalam jumlah yang cukup. Hal ini sangat bermanfaat untuk gizi ibu dan janin.
6. Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan-makanan yang segar-segar seperti: buah-buahan, sari buah, sayur bening dan sayur segar lainnya
7. Hindarkan juga merokok dan minum minuman keras karena akan membahayakan keselamatan ibu dan janin
8. Perhatikan kenaikan berat badan ibu selama hamil.
 Kenaikan berat badan yang normal : Selama triwulan I : 700-1400 gram Triwulan II dan III : 350-400 gram/minggu
11. Selama hamil,sebaiknya ibu tidak melakukan pekerjaan yang berat.

 PESAN-PESAN PENTING IBU MENYUSUI.

 1. Ibu yang sedang menyusui harus makan nasi dan lauk-pauk lebih banyak daripada waktu tidak menyusui. 2. Agar ASI cukup jumlahnya ibu harus minum paling sedikit 8 gelas sehari, banyak makan sayuran berkuah dan sari buah.
 3. Teruskan kebiasaan makan aneka ragam makanan sumber zat besi dan zat kapur dalam jumlah yang cukup setiap harinya.
 4. Ibu yang bekerja harus tetap menyusui bayinya
5. Apabila ibu sakit, segerakan periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan nasihatnya.

fertilitas dan status gizi

Fertilitas dan Status Gizi
Fertilitas atau kesuburan seseorang selain dipengaruhi oleh genetik, keturunan, usia juga dipengaruhi oleh status gizi nya.
Faktor gizi tersebut sangat penting dalam mendukung kesuburan tersebut.
Berikut adalah hubungan antar gizi dan kesuburan pada wanita
 Kekurangan gizi / nutrisi
 Hal ini akan mempengaruhi peryumbuhan, fungsi organ tubuh, dan gangguan reproduksi.
Perubahan kadar hormon steroid (peningkatan hormon testosteron) dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi.Asupan gizi yang kurang juga akan menyebabkan berbagai keluhan dan ketidaknyamanan pada saat menstruasi.
  Diet rendah lemak
Dari hasil penelitian ternyata diet rendah lemak dan diet tinggi lemak tidak memperlihatkan perbedaan kadar hormon.
Namun pada diet rendah lemak akan menyebabkan 3 efek utama yaitu : panjang siklus menstruasi memanjang yaitu menungkat rata-rat 1,3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0,5 hari, dan fase folikuler meningkat rata-rata 0,9 hari.
 Diet vegetarian
Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon steroid (hormon seks) telah diteliti. Ternyata menyebabkan pemendeken fase folikuler (ada di artikel sebelumnya) dan peningkatan frekuensi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi pada vegetarian 26,5% sedangkan pada non vegetarian 4,9%
 Kegemukan / obesitas
Berdasrkan penelitian, wanita gemuk memiliki resiko tinggi terhadap ovulasi infertil, dan fungsi ovulasi terganggu sehingga menjadi tidak subur.

THERMODINAMIKA

 THERMODINAMIKA 
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung).Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang.Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan".
Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Konsep dasar dalam termodinamika Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter.

 Sistem termodinamika
 Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan.
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi,kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan: sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi. sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan.
Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya: pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
Pembahasan rigid:tidak memperbolehkan pertukaran kerja sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem. Keadaan termodinamika Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan.
Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan. Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs.
Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut. Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut .Pengertian Usaha, Kalor dan Energi. Kalor = Usaha, yaitu hanya muncul juka terjadi perpindahan energi antara system dan lingkungan. Kalor muncul ketika energi dipindahkan akibat adanya perbedaan suhu atau perubahan wujud zat.
 Energi terbagi atas dua yaitu energi dalam dan energi luar , dibawah ini beberapa asumsi mengenai energi tersebut. Energi kinetik dan energi potensial = energi luar ( external energy ) Energi yang tidak nampak dari luar adalah energi dalam Energi dalam berhubungan dengan aspek mikroskopik zat Jumlah energi kinetic dan energi potensial yang berhubungan dengan atom –atom atau molekul – molekul zat disebut energi dalam Oleh karena itu,
pengertian dari energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung adalah perubahan energi dalam (notasi ) , yaitu ketika suatu system berubah dari keadaan awal ke keadaan akhir.
 Secara Sistematis,Perubahan Energi Dalam:
delta U = U2-U1
Perubahan Energi Dalam u = u(vT) Dimana : du : perubahan energi dalam (kJ/kg) cv : panas spesifik pada volume konstan (0,707kJ/kg.K) dT : perubahan suhu (K) Formulasi Usaha Proses Isobarik adalah proses yang terjadi pada tekanan tetap Secara SistematisUsaha pada proses Isobarik W = p .
deltaV = p ( V2 - V1 )
Rumus pada persamaan diatas hanya dapat digunakan untuk menghitung usaha gas pada tekanan tetap (proses Isobarik).
 Jika tekanan gas berubah, usaha W harus dihitung dengan cara integral. Secara umum, usaha dihitung dengan cara integral berikut.
Rumus umum Usaha: W = V1 - V2 pdV Oleh Karena itu, jika grafik tekanan terhadap Volume diberikan , maka arti geometris dari persamaan adalah luas dibawah kurva.

CONTOH THERMODINAMIKA
Mesin kendaraan bermotor, pembakaran di dalam ruang piston adalah konsep termodinamika di mana panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar memuaikan ruang piston dan mendorong piston hingga terjadi siklus yang konstan. Radiator mesin, konveksi dengan fluida yang memindahkan panas dari mesin dan membuangnya ke luar mesin; konsep perpindahan panas secara konduksi dan konveksi. AC, udara panas dikeluarkan dari ruangan dan udara dingin dimasukkan ke dalam ruangan.
Udara dari luar didinginkan dengan memndahkan panas dari udara yang dimasukkan tersebut menggunakan reversed carnot cycle Lemari es, panas dipindahkan dari ruang lemari es dengan memanfaatkan siklus yang dilakukan oleh semacam fluida dengan bantuan kompressor, fluida tersebut memindahkan panas dari ruang lemari es dan membuangnya di belakang lemari es; konsep reversed carnot cycle.
 Ketika udara di luar dingin, kondisi di dalam rumah lebih hangat dibandingkan di luar, karena dinding rumah mencegah panas dari dalam rumah keluar; konsep perpindahan panas secara konveksi dan konduksi. Setrika, memindahkan panas dari elemen pemanas dari setrika ke baju, konsep konduksi.
HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA
 Hukum-hukum Dasar Termodinamika Terdapat tiga Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin).
 Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam.
 Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika.
Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai Q = W +∆U Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan∆U adalah perubahan energi dalam.
 Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut. jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti mengalami perubahan energi dalam Proses Isotermik Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut.
 Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
 isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai Proses Isokhorik Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik.
Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0)gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV. QV = ∆U Proses Isobarik Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik.
 Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆VKalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
 Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan QV =∆U Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai W = Qp − QV Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV). S Proses Adiabatik Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).
 Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
 Hukum kedua Termodinamika
 Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Maka,Hukum Kedua Termodinamika berbunyi, tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata – mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi energi mekanik.
 Perumusan Kelvin: Tidak ada suatu proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan sejumlah kalor dari suatu reservoar kalor dan mengkonversi seluruh kalor menjadi usaha Perumusan Kelvin: Tidak ada suatu proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan sejumlah kalor dari suatu reservoar kalor dan mengkonversi seluruh kalor menjadi usaha Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika
 terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
 Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan yang lebih sedikit dari bahan semula.
Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya. Maka akan timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak. Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan secara adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak.
Perampatan dari pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut : Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya terhingga. Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika adalah hasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol.
ΔST ialah perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan. Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔST berkurang jika sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima: Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol. Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-Simon.
Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel. Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan sebagai : Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis  Pada suhu T  0, bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zat padat atau cair dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol. Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati 0 K, perubahan entropi transisi St menurun. Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ketiga termodinamika.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi St yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol. Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan entropi.

 APLIKASI HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA
 Hukum ketiga termodinamika memungkinkan perhitungan perhitungan entropi absolut dari zat murni pada tiap temperatur dari panas jenis dan panaa transisi. Sebagai contoh, suatu benda padat pada temperatur T, akan memeiliki entropi yang akan dinyatakan oleh :
s=∫_0^T▒c_p/⯚ aT Suatu benda cair, sebaliknya mempunyai entropi yang dinyatakan oleh :
 s=∫_0^T▒〖c_(p (s))/T dT+h_if/T_m 〗+∫_(T_m)^T▒〖c_(p (l))/T dT〗
 Penerapan yang mencakup gas menjadi : s=∫_0^T▒〖c_(p (s))/T dT+h_if/T_m 〗+∫_(T_m)^T▒〖c_(p (l))/T dT〗+h_fg/T_b +∫_(T_b)^T▒〖c_(p (g))/T dT〗 Besaran-besaran yang diperlukan untuk evaluasi numerik entropi mencakup panas jenis. Pengukuran panas jenis zat padat di sekitar titik nol absolut menunjukan bahwa : lim┬(T→0)⁡(c_p/T)=0 Karena c_(p ≈ C_v ) untuk zat padat,maka Debye dan Einstein menurunkan persamaan berikut untuk panaa jenis zat padat :
c_(p ≈ ) c_(v = ) aT^3 Dimana a adalah karakteristik yang berbeda untuk setiap zat. Bila suatu zat sederhana dipanaskan pada tekanan konstan, pertambahan entropi dinyatakan oleh : ds=c_p⁄(T dT) Bila persamaan tersebut di integrasikan di antara titik nol absolutdengan temperatur T dimana s =0 hasilnya adalah : s=∫_0^T▒c_p⁄(T dT)

KONSEKUENSI SELANJUTNYA DARI HUKUM TIGA TERMODINAMIKA
  Konsekuensi dari hukum ketiga termodinamika dijabarkan di bawah ini. Untuk suatu proses temperatur konstan dekat 0ºK,perubahan entropi dinyatakan oleh : ∆S=(∂s/∂p)_(T ) dp Karena ∆S = 0 pada T = 0 dari hukumtermodinamika ketiga, persamaan menghasilkan : lim┬(T→0)⁡〖(∂V/∂T)_p 〗=0 Tetapi (∂S/∂p)_T=- (∂V/∂T)_P dari persamaan Maxwell. Jadi persamaan menjadi : lim┬(T→0)⁡〖(∂V/∂T)_p 〗=0 lim┬(T→0)⁡〖(∂S/∂V)_T 〗=0 lim┬(T→0)⁡〖(∂p/∂T)_V 〗=0 Hasil diatas sesuai dengan kenyataan eksperimental. Sebagai contoh, buffington dan Latimer menemukan bahwa koefisien ekspansi dari beberapa zat padat kristalin mendekati nol. Konsekuensi terakhir dari hukum ketiga termodinamika adalah tidak dapat diperolehnya titik nol absolut.
 Ditinjau suatu bidang penelitian pada temperatur rendah, kenyataan eksperimental menunjukan bahwa temperatur yang di peroleh oleh tiap proses demagenetisasi adaibatik dari temperatur awalnya adalah setengah temperatur awal proses bersangkutan. Jadi makin rendah temperatur yang dicapai, makin kurang kemungkinannya untuk didinginkan lebih rendah. Dengan kata lain diperlukan proses demagnetisasi adiabatik yag tak terbatas jumlahnya untuk mencapai titik nol absolut.

TERMOMETER KLINIK
 Suhu atau Temperatur adalah derajat panas atau dingin dari suatu benda. Suhu dapat diukur dengan termometer. Zat cair yang biasa digunakan untuk megisi termometer adalah air raksa, oleh karena itu air raksa mempunyai beberapa keuntungan : Segera dapat mengambil panas benda yang diukur Titik bekunya -390C dan titik didihnya 3570C Tidak membasahi dinding Memuai beratur,artinya terhadap kenaikan suhu Mengkilap Konsep temperatur sebenarnya berawal dari perasaan manusia terhadap materi yang disentuh atau dirasakannya. Manusia merasa “panas” pada siang hari dan merasa “dungin”pada malam hari,atau merasa “panas” ketika menyentuh air yang telah dididihkan dan merasa “dingin” ketika menyentuh es. istilah temperatur atau suhu seringkali disalah artikan dengan istilah panas.
Temperatur menyatakan ukuran derajat panas suatu benda, sedangkan panas adalah salah satu bentuk energi.Perasaan melalui sentuhan merupakan cara yang paling sederhana untuk membedakan benda panas dengan benda dingin, namun tidak akurat,mengapa demikian? Pengukuran temperatur dalam kehidupan sehari-harisangat penting.
Sebagai contoh;Seorang dokter acap kali memeriksa temperatur (suhu) pasiennya untuk mengetahui apakah ia demam atau tidak. Contoh lainnya adalah sejumlah makanan tertentu harus dimasukkan ke dalam ruang dengan temperatur tertentu agar supaya tahan lama.Alat yang dipakai untuk mengukur temperatur dengan teliti disebut Termometer. Banyak sifat fisis yang dapat diukur yang berubah sewaktu temperatur yang ditanggapi secara psikologis berubah.Sifat fisis yang dimaksud itu antara lain:volume sebuah cairan,panjang sebuah tongkat,hambatan listrik atau kawat, warna sebuah kawat pijar(filamen) dan volume sebuah gas yang dipertahankan dalam keadaan konstan, masing-masing sifat tersebut disebut sifat termometrik.
Misalkan X adalah sifat termometrik,T adalah temperatur maka,T (X) = aX dengan a konstan (6-1),Dua temperatur yang diukur dengan termometer yang sama berada dalam perbandingan yang sama dengan perbandingan nilai X-nya. Untuk menentukan nilai konstan a ditentukan nilai tetap standar dimana semua termometer harus memberikan bacaan yang sama untuk T (titik tripel air).Titik tetap ini dipilih pada titik dimana es,air,dan uap air bersama-sama berada dalam kesetimbangan.keadaan ini dicapai hanya pada tekanan tertentu.Tekanan titikair pada triple adalah 4,58 mmHg.pada titik standar ini ditetapkan secara sebarang pada 273,16 kelvin yang selanjutnya disingkat K.
 Jika nilai pada titik triple dinyatakan dengan indeksTr, maka untuk setiap termometer. Selanjutnya, diantara sekian banyak termometer, maka termometer volume cairan merupakan jenis paling popular karena kemudahan dalam kalibrasi dan penggunaan.
termometer ini dibuat dari pipa kaca dengan diisi cairan tertentu.sebagai bahan untuk mengisi pipa termometer banyak digunakan raksa (Hg) karena raksa mempunyai kelebihan sifat-sifat yaitu (i) pemuainya teratur,(ii) titik bekunya rendah(-39C) dan titik didihnya tinggi (357 C), (iii) mudah dilihat,dan (iv)tidak membasahi didinding tempatnya.
Untuk mengukur temperatur suatu benda yang sangat rendah,termometer raksa tidak lagi dapat digunakan karena raksa akan membeku sebelum mencapai yang diukur untuk dimaksud itu,dapat digunakan termometer alkohol (tidak beku alkohol pada -112oCdan titik didihnya 78oC).
Berdasarkan tujuannya,jenis termometer: Termometer klinik atau termometer demam,Termometer klinik umumnya digunakan untuk mengukur temperetur tubuh mausia karenanya sering juga disebut termometer badan.skala termometer ini dibuat dari 35oC sampai 42oC Termometer maksimum atau minimum.
Termometer ini digunakan untuk mengetahui maksimum dan minimum cuaca di sekitar kita selama selang waktu tertentu.misalnya,selama satu minggu.termometer ini dilengkapi dengan dua buah indeks yang terbuat dari besi.besi memiliki massa jenis lebih kecil dari pada raksa.oleh sebab itu,besi dapat terapung di dalam air raksa, tetapi tanggelam di dalam alkohol.
Selain termometer di atas dikenal pula termometer lain yang memiliki ketelitian yang lebih tinggi antara lain: Termometer resistor (termistor); termometer ini bekerja dengan menggunakan hambatan sebagai sifat termometrik. Termocuople; termometer ini bekerja dengan menggunakan gaya gerak listrik sebagai sifat termometrik. Kalor merupakan salah satu bentuk energi.
Kalor itu adalah energi yang diterima oleh sebuah benda sehingga suhu benda tersebut naik melakukan perubahan wujud.
Q = m . c . ∆t Yang mana
Q=Kalor yang dibutuhkan,
M=Massa benda,
C=Kalor jenis,
∆t = Perubahan suhu Kapasitas kalor merupakan bagian yang menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu benda untuk menaikkan suhu benda sebesar 10C∆t.Zat dpat berada dalam 3 keadaan atau fase : Padat Cair = Mencair Cair padat = membeku Cair Cair = menguap Uap padat = menyumblim Perpindahan kalor Kalor dapat merambat dengan 3 cara : Konduksi Konveksi Radiasi(pancaran)