Minggu, 15 Juli 2012

kebutuhan gizi pada ibu hamil

Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium.
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari.
Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Nasution, 1988). Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal.
 Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III.
 Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil. Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
 Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15 tahun). Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari.
 Sedangkan kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur 20 – 45 tahun). Gizi Kurang pada Ibu Hamil Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
 1. Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
 2. Terhadap Perslinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
 3. Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemai gizi. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.
 Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Anemia pada Ibu Hamil Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Di Indonesia Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan Zat Besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.
Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.
 Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
Resiko BBLR pada Ibu Hamil Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR.
 Hasil penelitian Edwi Saraswati, dkk. di Jawa Barat (1998) menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belum merupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 cm. Sebagaimana disebutkan di atas, berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum hamil maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik (normal). Hasil penelitian Jumirah, dkk. (1999) menunujukkan bahwa ada hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir, dimana semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat badan bayi yang dilahirkan. Sedangkan penelitian Edwi Saraswati, dkk. (1998) menemukan bahwa anemia pada batas 11 gr/dl bukan merupakan resiko untuk melahirkan BBLR. Hal ini mungkin karena belum berpengaruh terhadap fungsi hormon maupun fisiologis ibu. Selanjutnya pada analisa bivariat anemia batas 9 gr/dl atau anemia berat ditemukan secara statistik tidak nyata melahirkan BBLR.
Namun untuk melahirkan bayi mati mempunyai resiko 3,081 kali. Dari hasil analisa multivariat dengan memperhatikan masalah riwayat kehamilan sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia berat mempunyai resiko untuk melahirkan BBLR 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita anemia berat. Penutup Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan BBLR.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia. Untuk memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yang baiik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil. Berikut akan saya ketengahkan tentang masalah gizi ibu hamil dan menyusui. Boleh di baca tapi kalau ada yang keliru jangan di ikuti.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN HIDANGAN BERGIZI ? Hidangan yang mengandung :
 a. Zat tenaga
b. Zat pembangun
c. Zat pengatur dalam susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi.

MENGAPA HIDANGAN BERGIZI DIPERLUKAN BAGI IBU HAMIL DAN MENYUSUI ?
 a. Menjaga kesehatan ibu hamil dan menyusui
 b. Untuk kesehatan janin yang dikandung
c. Meningkatkan produksi

ASI APA YANG TERJADI BILA KEKURANGAN GIZI ?
 a. Pengaruh bagi ibu hamil
 • Ibu lemah dan kurang nafsu makan
• Perdarahan dalam masa kehamilan
 • Kemungkinan infeksi tinggi
• Anemia(kurang darah-Hb<11 mg%)
b. Pengaruhnya pada waktu persalinan
• Persalinan sulit dan lama
• Persalinan sebelum waktunya
 • Perdarahan setelah persalinan
 • Persalinan dan operasi cenderung meningkat
 c. Pengaruhnya pada janin
• Keguguran
• Bayi lahir mati
• Cacat bawaan
• Anemia pada bayi
 • Berat badan lahir rendah
• Produksi/volume ASI berkurang
 • Anemia(kurang darah)
 • Kemungkinan infeksi tinggi
 • Ibu lemah dan kurang nafsu makan

 MAKANAN IBU HAMIL
 Kehamilan Triwulan I Pada kehamilan triwulan I biasanya nafsu makan ibu berkurang, dan sering timbul rasa mual dan ingin muntah.Namun makanan ibu hamil harus tetap diberikan seperti biasa.
Berikan makanan dengan porsi kecil tetapi sering dan yang segar-segar, misalnya susu,telur,buah-buahan seperti : sari buah-buahan,jeruk,asinan,sup,dll atau makanan ringan lainnya seperti : biskuit,crackers,dsb sesuai dengan selera ibu dan masing-masing.
Kehamilan Triwulan II Pada kehamilan triwulan II nafsu makan ibu biasanya sudah meningkat. Kebutuhan akan zat seperti: nasi,roti,singkong,mie,dll lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat tidak hamil, demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur, seperti: lauk-pauk,sayuran,dan buah-buahan berwarna. Untuk memenuhi tambahan kebutuhan zat tenaga,zat pembangun dan zat pengatur, diperlukan tambahan konsumsi makanan sehari-hari, berupa: Kehamilan Triwulan III Pada saat ini janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan ynag sangat pesat.Umumnya nafsu makan ibu sangat baik, dan ibu sering merasa lapar. Jangan makan berlebihan sehingga berat badan naik terlalu banyak.
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti makanan yang manis-manis dan gorengan dikurangi.Bahan makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak dibanding pada kehamilan triwulan kedua, karena selain itu pertumbuhan janin yang sangat pesat juga diperlukan ibu untuk persiapan persalinan. Pada masa ini lambung menjadi terdesak, dan ibu merasa kepenuhan.
Karena itu diberikan makanna dalam porsi kecil,asal saja sering, agar zat gizi yang diperlukan ibu dapat terpenuhi.

BERAPA SEBAIKNYA IBU HAMIL MAKAN DALAM SEHARI ?
Bahan makanan Wanita Dewasa tidak hamil Ibu hamil Triwulan I Triwulan II Triwulan III Nasi Ikan Tempe Sayuran Buah Gula Susu Air 3 ½ piring 1½ potong 3 potong 1½mangkok 2 potong 5 sdm 4 gelas 3½ piring 1½potong 3 potong 1½ mngk 2 potong 5 sdm 1 gelas 6 gelas 4piring 2potong 4potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 6 gelas 3piring 3potong 5potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1gelas 6 gelas *)sdm=sendok makan

MAKANAN IBU MENYUSUI
 Pada waktu menyusui ibu harus makan makanan yang cukup agar mampu menghasilkan ASI yang cukup bagi bayinya, memulihkan kesehatan setelah melahirkan dan memenuhi kebutuhan gizi yang meningkatkan karena kegiatan sehari-hari yang bertambah.
Ibu menyusui memerlukan zat gizi lebih banyak daripada saat hamil.Banyak makanan ibu menyusui disesuaikan dengan umur bayi dan kebutuhan gizi ibu.

 BERAPA SEBAIKNYA IBU MENYUSUI MAKAN DALAM SEHARI
Bahan makanan Ibu menyusui bayi/anak Bayi umur 0-6 bl Bayi umur 7-12 bl Bayi umur 13-24 bl Nasi Ikan Tempe Sayuran Buah Gula Susu Air 5 piring 21/2potong 5potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 8 gelas 41/2piring 2 potong 4potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 8 gelas 4 piring 2potong 4potong 3 mngk 2potong 5 sdm 1 gelas 8 gelas Gunakan minyak atau santan pada waktu memasak

MENU SEHARI-HARI
 • Susunan menu sehari-hari Hidangan yang terdiri dari beras atau padanannya, ikan atau padanannya, tempe atau padanannya, sayuran dan buah sudah menyehatkan bila jumlah yang dikonsumsi cukup. Untuk ibu hamil dan ibu menyusui perlu ditambah susu untuk menyempurnakan, yakni memenuhi kebutuhan zat gizi yang mungkin masih kurang lengkap dalam susunan makanan.
• Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi dan zat kapur meningkat. Zat besi dalam makanan berfungsi mencegah terjadinya kurang darah pada ibu hamil. Zat kapur berfungsi mencegah terjadinya kerontokan gigi, tulang pinggul rapuh pada ibu hamil. Tulang pinggul yang rapuh dapat mengakibatkan kesulitan pada saat melahirkan. Kebutuhan zat besi umumnya tidak dapat terpenuhi hanya dari makanan saja.
 Karena itu disamping makanan yang cukup kandungan zat besinya, ibu perlu diberikan satu butir tablet tambah darah setiap harinya. Makanlah tablet tambah darah segera setelah makan. Kebutuhan zat kapur dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari yang mengandung cukup zat kapur.
• Gunakan pedoman bahan makanan yang benar sebagai pedoman menyusun menu.

PESAN-PESAN PENTING IBU HAMIL
 1. Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak daripada saat tidak hamil.
2. Untuk mencegah kurang drah selama hamil,ibu harus banyak makan makanan sumber zat besi, seperti sayuran hijau tua, tempe, tahu, kacang ijo, kacang merah, dan kacang-kacangan lain, telur, ikan dan daging. 3. Untuk mencegah gigi rontok dan tulang pinggul rapuh ibu harus banyak makan makanan sumber zat kapur,seperti kacang-kacangan,telur,ikan teri (ikan kecil) yang dimakan bersama tulangnya,sayuran,daun hijau seperti: bayam,daun singkong dan susu.
 4. Kenalilah gejala kurang darah (anemia) selama kehamilan yaitu: pucat, pusing, lemah, dan penglihatan berkunang-kunang.
5. Selama hamil makanlah makanan beranekaragam setiap hari dalam jumlah yang cukup. Hal ini sangat bermanfaat untuk gizi ibu dan janin.
6. Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan-makanan yang segar-segar seperti: buah-buahan, sari buah, sayur bening dan sayur segar lainnya
7. Hindarkan juga merokok dan minum minuman keras karena akan membahayakan keselamatan ibu dan janin
8. Perhatikan kenaikan berat badan ibu selama hamil.
 Kenaikan berat badan yang normal : Selama triwulan I : 700-1400 gram Triwulan II dan III : 350-400 gram/minggu
11. Selama hamil,sebaiknya ibu tidak melakukan pekerjaan yang berat.

 PESAN-PESAN PENTING IBU MENYUSUI.

 1. Ibu yang sedang menyusui harus makan nasi dan lauk-pauk lebih banyak daripada waktu tidak menyusui. 2. Agar ASI cukup jumlahnya ibu harus minum paling sedikit 8 gelas sehari, banyak makan sayuran berkuah dan sari buah.
 3. Teruskan kebiasaan makan aneka ragam makanan sumber zat besi dan zat kapur dalam jumlah yang cukup setiap harinya.
 4. Ibu yang bekerja harus tetap menyusui bayinya
5. Apabila ibu sakit, segerakan periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan nasihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar