Minggu, 15 Juli 2012

THERMODINAMIKA

 THERMODINAMIKA 
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung).Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang.Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan".
Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Konsep dasar dalam termodinamika Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter.

 Sistem termodinamika
 Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan.
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi,kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan: sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi. sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan.
Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya: pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
Pembahasan rigid:tidak memperbolehkan pertukaran kerja sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem. Keadaan termodinamika Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan.
Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan. Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs.
Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut. Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut .Pengertian Usaha, Kalor dan Energi. Kalor = Usaha, yaitu hanya muncul juka terjadi perpindahan energi antara system dan lingkungan. Kalor muncul ketika energi dipindahkan akibat adanya perbedaan suhu atau perubahan wujud zat.
 Energi terbagi atas dua yaitu energi dalam dan energi luar , dibawah ini beberapa asumsi mengenai energi tersebut. Energi kinetik dan energi potensial = energi luar ( external energy ) Energi yang tidak nampak dari luar adalah energi dalam Energi dalam berhubungan dengan aspek mikroskopik zat Jumlah energi kinetic dan energi potensial yang berhubungan dengan atom –atom atau molekul – molekul zat disebut energi dalam Oleh karena itu,
pengertian dari energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak dapat diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung adalah perubahan energi dalam (notasi ) , yaitu ketika suatu system berubah dari keadaan awal ke keadaan akhir.
 Secara Sistematis,Perubahan Energi Dalam:
delta U = U2-U1
Perubahan Energi Dalam u = u(vT) Dimana : du : perubahan energi dalam (kJ/kg) cv : panas spesifik pada volume konstan (0,707kJ/kg.K) dT : perubahan suhu (K) Formulasi Usaha Proses Isobarik adalah proses yang terjadi pada tekanan tetap Secara SistematisUsaha pada proses Isobarik W = p .
deltaV = p ( V2 - V1 )
Rumus pada persamaan diatas hanya dapat digunakan untuk menghitung usaha gas pada tekanan tetap (proses Isobarik).
 Jika tekanan gas berubah, usaha W harus dihitung dengan cara integral. Secara umum, usaha dihitung dengan cara integral berikut.
Rumus umum Usaha: W = V1 - V2 pdV Oleh Karena itu, jika grafik tekanan terhadap Volume diberikan , maka arti geometris dari persamaan adalah luas dibawah kurva.

CONTOH THERMODINAMIKA
Mesin kendaraan bermotor, pembakaran di dalam ruang piston adalah konsep termodinamika di mana panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar memuaikan ruang piston dan mendorong piston hingga terjadi siklus yang konstan. Radiator mesin, konveksi dengan fluida yang memindahkan panas dari mesin dan membuangnya ke luar mesin; konsep perpindahan panas secara konduksi dan konveksi. AC, udara panas dikeluarkan dari ruangan dan udara dingin dimasukkan ke dalam ruangan.
Udara dari luar didinginkan dengan memndahkan panas dari udara yang dimasukkan tersebut menggunakan reversed carnot cycle Lemari es, panas dipindahkan dari ruang lemari es dengan memanfaatkan siklus yang dilakukan oleh semacam fluida dengan bantuan kompressor, fluida tersebut memindahkan panas dari ruang lemari es dan membuangnya di belakang lemari es; konsep reversed carnot cycle.
 Ketika udara di luar dingin, kondisi di dalam rumah lebih hangat dibandingkan di luar, karena dinding rumah mencegah panas dari dalam rumah keluar; konsep perpindahan panas secara konveksi dan konduksi. Setrika, memindahkan panas dari elemen pemanas dari setrika ke baju, konsep konduksi.
HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA
 Hukum-hukum Dasar Termodinamika Terdapat tiga Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin).
 Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam.
 Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika.
Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai Q = W +∆U Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan∆U adalah perubahan energi dalam.
 Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut. jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti mengalami perubahan energi dalam Proses Isotermik Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut.
 Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
 isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai Proses Isokhorik Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik.
Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0)gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV. QV = ∆U Proses Isobarik Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik.
 Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆VKalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
 Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan QV =∆U Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai W = Qp − QV Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV). S Proses Adiabatik Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).
 Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
 Hukum kedua Termodinamika
 Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Maka,Hukum Kedua Termodinamika berbunyi, tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata – mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi energi mekanik.
 Perumusan Kelvin: Tidak ada suatu proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan sejumlah kalor dari suatu reservoar kalor dan mengkonversi seluruh kalor menjadi usaha Perumusan Kelvin: Tidak ada suatu proses yang hasil akhirnya berupa pengambilan sejumlah kalor dari suatu reservoar kalor dan mengkonversi seluruh kalor menjadi usaha Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika
 terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
 Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan yang lebih sedikit dari bahan semula.
Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya. Maka akan timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak. Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan secara adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak.
Perampatan dari pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut : Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya terhingga. Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika adalah hasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol.
ΔST ialah perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan. Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔST berkurang jika sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima: Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol. Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-Simon.
Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel. Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan sebagai : Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis  Pada suhu T  0, bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zat padat atau cair dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol. Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati 0 K, perubahan entropi transisi St menurun. Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ketiga termodinamika.
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi St yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol. Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan entropi.

 APLIKASI HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA
 Hukum ketiga termodinamika memungkinkan perhitungan perhitungan entropi absolut dari zat murni pada tiap temperatur dari panas jenis dan panaa transisi. Sebagai contoh, suatu benda padat pada temperatur T, akan memeiliki entropi yang akan dinyatakan oleh :
s=∫_0^T▒c_p/⯚ aT Suatu benda cair, sebaliknya mempunyai entropi yang dinyatakan oleh :
 s=∫_0^T▒〖c_(p (s))/T dT+h_if/T_m 〗+∫_(T_m)^T▒〖c_(p (l))/T dT〗
 Penerapan yang mencakup gas menjadi : s=∫_0^T▒〖c_(p (s))/T dT+h_if/T_m 〗+∫_(T_m)^T▒〖c_(p (l))/T dT〗+h_fg/T_b +∫_(T_b)^T▒〖c_(p (g))/T dT〗 Besaran-besaran yang diperlukan untuk evaluasi numerik entropi mencakup panas jenis. Pengukuran panas jenis zat padat di sekitar titik nol absolut menunjukan bahwa : lim┬(T→0)⁡(c_p/T)=0 Karena c_(p ≈ C_v ) untuk zat padat,maka Debye dan Einstein menurunkan persamaan berikut untuk panaa jenis zat padat :
c_(p ≈ ) c_(v = ) aT^3 Dimana a adalah karakteristik yang berbeda untuk setiap zat. Bila suatu zat sederhana dipanaskan pada tekanan konstan, pertambahan entropi dinyatakan oleh : ds=c_p⁄(T dT) Bila persamaan tersebut di integrasikan di antara titik nol absolutdengan temperatur T dimana s =0 hasilnya adalah : s=∫_0^T▒c_p⁄(T dT)

KONSEKUENSI SELANJUTNYA DARI HUKUM TIGA TERMODINAMIKA
  Konsekuensi dari hukum ketiga termodinamika dijabarkan di bawah ini. Untuk suatu proses temperatur konstan dekat 0ºK,perubahan entropi dinyatakan oleh : ∆S=(∂s/∂p)_(T ) dp Karena ∆S = 0 pada T = 0 dari hukumtermodinamika ketiga, persamaan menghasilkan : lim┬(T→0)⁡〖(∂V/∂T)_p 〗=0 Tetapi (∂S/∂p)_T=- (∂V/∂T)_P dari persamaan Maxwell. Jadi persamaan menjadi : lim┬(T→0)⁡〖(∂V/∂T)_p 〗=0 lim┬(T→0)⁡〖(∂S/∂V)_T 〗=0 lim┬(T→0)⁡〖(∂p/∂T)_V 〗=0 Hasil diatas sesuai dengan kenyataan eksperimental. Sebagai contoh, buffington dan Latimer menemukan bahwa koefisien ekspansi dari beberapa zat padat kristalin mendekati nol. Konsekuensi terakhir dari hukum ketiga termodinamika adalah tidak dapat diperolehnya titik nol absolut.
 Ditinjau suatu bidang penelitian pada temperatur rendah, kenyataan eksperimental menunjukan bahwa temperatur yang di peroleh oleh tiap proses demagenetisasi adaibatik dari temperatur awalnya adalah setengah temperatur awal proses bersangkutan. Jadi makin rendah temperatur yang dicapai, makin kurang kemungkinannya untuk didinginkan lebih rendah. Dengan kata lain diperlukan proses demagnetisasi adiabatik yag tak terbatas jumlahnya untuk mencapai titik nol absolut.

TERMOMETER KLINIK
 Suhu atau Temperatur adalah derajat panas atau dingin dari suatu benda. Suhu dapat diukur dengan termometer. Zat cair yang biasa digunakan untuk megisi termometer adalah air raksa, oleh karena itu air raksa mempunyai beberapa keuntungan : Segera dapat mengambil panas benda yang diukur Titik bekunya -390C dan titik didihnya 3570C Tidak membasahi dinding Memuai beratur,artinya terhadap kenaikan suhu Mengkilap Konsep temperatur sebenarnya berawal dari perasaan manusia terhadap materi yang disentuh atau dirasakannya. Manusia merasa “panas” pada siang hari dan merasa “dungin”pada malam hari,atau merasa “panas” ketika menyentuh air yang telah dididihkan dan merasa “dingin” ketika menyentuh es. istilah temperatur atau suhu seringkali disalah artikan dengan istilah panas.
Temperatur menyatakan ukuran derajat panas suatu benda, sedangkan panas adalah salah satu bentuk energi.Perasaan melalui sentuhan merupakan cara yang paling sederhana untuk membedakan benda panas dengan benda dingin, namun tidak akurat,mengapa demikian? Pengukuran temperatur dalam kehidupan sehari-harisangat penting.
Sebagai contoh;Seorang dokter acap kali memeriksa temperatur (suhu) pasiennya untuk mengetahui apakah ia demam atau tidak. Contoh lainnya adalah sejumlah makanan tertentu harus dimasukkan ke dalam ruang dengan temperatur tertentu agar supaya tahan lama.Alat yang dipakai untuk mengukur temperatur dengan teliti disebut Termometer. Banyak sifat fisis yang dapat diukur yang berubah sewaktu temperatur yang ditanggapi secara psikologis berubah.Sifat fisis yang dimaksud itu antara lain:volume sebuah cairan,panjang sebuah tongkat,hambatan listrik atau kawat, warna sebuah kawat pijar(filamen) dan volume sebuah gas yang dipertahankan dalam keadaan konstan, masing-masing sifat tersebut disebut sifat termometrik.
Misalkan X adalah sifat termometrik,T adalah temperatur maka,T (X) = aX dengan a konstan (6-1),Dua temperatur yang diukur dengan termometer yang sama berada dalam perbandingan yang sama dengan perbandingan nilai X-nya. Untuk menentukan nilai konstan a ditentukan nilai tetap standar dimana semua termometer harus memberikan bacaan yang sama untuk T (titik tripel air).Titik tetap ini dipilih pada titik dimana es,air,dan uap air bersama-sama berada dalam kesetimbangan.keadaan ini dicapai hanya pada tekanan tertentu.Tekanan titikair pada triple adalah 4,58 mmHg.pada titik standar ini ditetapkan secara sebarang pada 273,16 kelvin yang selanjutnya disingkat K.
 Jika nilai pada titik triple dinyatakan dengan indeksTr, maka untuk setiap termometer. Selanjutnya, diantara sekian banyak termometer, maka termometer volume cairan merupakan jenis paling popular karena kemudahan dalam kalibrasi dan penggunaan.
termometer ini dibuat dari pipa kaca dengan diisi cairan tertentu.sebagai bahan untuk mengisi pipa termometer banyak digunakan raksa (Hg) karena raksa mempunyai kelebihan sifat-sifat yaitu (i) pemuainya teratur,(ii) titik bekunya rendah(-39C) dan titik didihnya tinggi (357 C), (iii) mudah dilihat,dan (iv)tidak membasahi didinding tempatnya.
Untuk mengukur temperatur suatu benda yang sangat rendah,termometer raksa tidak lagi dapat digunakan karena raksa akan membeku sebelum mencapai yang diukur untuk dimaksud itu,dapat digunakan termometer alkohol (tidak beku alkohol pada -112oCdan titik didihnya 78oC).
Berdasarkan tujuannya,jenis termometer: Termometer klinik atau termometer demam,Termometer klinik umumnya digunakan untuk mengukur temperetur tubuh mausia karenanya sering juga disebut termometer badan.skala termometer ini dibuat dari 35oC sampai 42oC Termometer maksimum atau minimum.
Termometer ini digunakan untuk mengetahui maksimum dan minimum cuaca di sekitar kita selama selang waktu tertentu.misalnya,selama satu minggu.termometer ini dilengkapi dengan dua buah indeks yang terbuat dari besi.besi memiliki massa jenis lebih kecil dari pada raksa.oleh sebab itu,besi dapat terapung di dalam air raksa, tetapi tanggelam di dalam alkohol.
Selain termometer di atas dikenal pula termometer lain yang memiliki ketelitian yang lebih tinggi antara lain: Termometer resistor (termistor); termometer ini bekerja dengan menggunakan hambatan sebagai sifat termometrik. Termocuople; termometer ini bekerja dengan menggunakan gaya gerak listrik sebagai sifat termometrik. Kalor merupakan salah satu bentuk energi.
Kalor itu adalah energi yang diterima oleh sebuah benda sehingga suhu benda tersebut naik melakukan perubahan wujud.
Q = m . c . ∆t Yang mana
Q=Kalor yang dibutuhkan,
M=Massa benda,
C=Kalor jenis,
∆t = Perubahan suhu Kapasitas kalor merupakan bagian yang menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu benda untuk menaikkan suhu benda sebesar 10C∆t.Zat dpat berada dalam 3 keadaan atau fase : Padat Cair = Mencair Cair padat = membeku Cair Cair = menguap Uap padat = menyumblim Perpindahan kalor Kalor dapat merambat dengan 3 cara : Konduksi Konveksi Radiasi(pancaran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar